Pergaulan
Bebas Zaman Globalisasi
Disusun Oleh :
Anisa Romi Rilanti
10517791
1PA08
Fakultas
Psikologi
Universitas
Gunadarma
2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga kita dapat hidup berkarya
dengan baik dan beribadah kepadanya. Solawat dan salam kita senantiasa haturkan
kepada Rasul Muhammad SAW, karena dengan lahirnya beliau didunia ini dapat
mengubah kehidupan manusia dari gelap gulita, kekafiran dan kebodohan menjadi
manusia yang terang benderang iman dan islam.
Alhamdulillah saya
dapat menyelesaiaka tugas saya menyusun Makalah tentang pergaulan bebas ini dengan baik dan
mudah mudahan ini bisa menjadi pandangan
bagi kita tentang bahanya pergaulan bebas.
Dengan selesainya
makalah ini, saya mengharapkan jika makalah yang telah saya susun ini dapat
memberikan manfaat dan pengetahuan yang berguna bagi para pembaca. Saya sadar
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu saya harapkan
adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya selanjutnya agar
menjadi lebih baik lagi kedepannya.
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR .................................................................. i
DAFTAR
ISI ............................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................... 1
1.1
Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2
Rumusan
Masalah ...................................................................... 1
1.3
Tujuan Penulisan......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................... 2
2.1 Pengertian Pergaulan Bebas
………………………….….......... 2
2.2 Penyebab maraknya pergaulan bebas
……………………......... 3
2.3 Dampak dari Pergaulan Bebas ................................................... 4
2.4 Solusi Penyelesaian Masalah
Pergaulan Bebas ......................... 4
BAB III PENUTUP ................................................................ 6
A. Kesimpulan ........................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 7
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Sekarang ini zaman globalisasi,
remaja harus diselamatkan dari globalisasi. Karena globalisasi ini ibaratnya
kebebasan dari segala aspek. Sehingga banyak kebudayaan-kebudayaan yang asing
yang masuk, sementara tidak cocok dengan kebudayaan kita. Sebagai contoh
kebudayaan free sex itu tidak cocok dengan kebudayaan kita. Pada saat ini,
kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang mengkuatirkan. Para remaja
dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di
tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan
masyarakat sekitarnya. Mereka sudah mengenal istilah pacaran sejak awal masa
remaja. Pacar, bagi mereka merupakan salah satu bentuk gengsi yang
membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja kemudian terjadi persaingan untuk
mendapatkan pacar.
Generasi muda adalah tulang punggung
bangsa, yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan tongkat estafet
kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga
sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya.
Termasuk didalamnya tentang pentingnya memberikan filter tentang
perilaku-perilaku yang egarae, yang antara lain; minuman keras, mengkonsumsi
obat terlarang, sex bebas, dan lain-lain, yang dapat menyebabkan terjangkitnya
suatu penyakit, misalnya HIV/AIDS.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa itu pergaulan bebas ?
2.
Apa penyebab pergaulan bebas itu
terjadi ?
3.
Apa dampak dari pergaulan bebas ?
4.
Apa solusi untuk menyelesaikan masalah pergaulan bebas ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1.
Untuk memenuhi tugas dari pembimbing kami
2.
Untuk mengetahui factor benyebab pergaulan bebas
itu terjadi
3.
Untuk mengetahui solusi penyelesaian masalah
pergaulan bebas
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pergaulan Bebas
Kita tentu tahu bahwa pergaulan
bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang
dimaksud adalah melewati batas-batas norma ketimuran yang ada. Masalah
pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media
massa. Remaja adalah individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh
pengendalian diri yang benar. Masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang
minim, dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya
potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan bangsa.
Sedangkan remaja adalah masa
peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan sependapat bahwa
remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun.
Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun
masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari
pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui
metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan
sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi
lingkungan dan orangtuanya.
Pengertian pacaran dalam era
globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15
tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah
karena hamil. Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi
pengarahan tentang egarae dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran
bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak
selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan
kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya.
2.2 Penyebab Maraknya Pergaulan Bebas
1. Rendahnya Taraf Pendidikan Keluarga
Rendahnya taraf pendidikan keluarga mungkin juga berpengaruh besar terhadap terjadinya pergaulan bebas. Misalnya masih mengizinkan anaknya berpacaran tanpa mengawasinya, ini akan menyebabkan anaknya akan terjerumus dalam pergaulan bebas.
2. Keadaan Keluarga Yang Tidak Stabil (Broken Home)
Keadaan keluarga sangat berpengaruh terhadap tingkah laku / perkembangan psikis remaja. Apabila keadaan orang tua tidak harmonis maka perkembangan psikis anak akan terganggu dan anak cenderung mencari kesenangan di luar.
Karena anak merasa orang tua tidak memberi kasih egara, sehingga anak mencari pelampiasan dengan cara bergaul secara bebas.
3. Orang Tua yang Kurang Memperhatikan
Orang tua yang tidak memperhatikan anaknya dikarenakan cenderung memikirkan pekerjaannya dan anak kurang mendapat perhatian sehingga anak cenderung bebas dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Oleh karena itu, perlunya perhatian orang tua.
Apabila kita perhatikan kesalahan orang tua adalah tidak memberi pendidikan tentang pergaulan bebas yang memadai di rumah, dan membiarkan anak-anak mereka mendapat pemahaman pergaulan yang salah dari sumber yang salah.
4. Lingkungan Setempat Kurang Baik
Lingkungan setempat manjadi salah satu egara yang mempengaruhi cara bergaul para remaja. Apabila kondisi keluarga sudah baik, akan tetapi lingkungan sekitar tidak mendukung atau tidak kondusif, maka anak tersebut juga dapat terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Apalagi remaja zaman sekarang lebih menyukai bergaul dengan teman yang ada di lingkungan sekitar daripada keluarga. Apabila kita ingat perkembangan cara egar, pola egar, anak zaman sekarang tidak lagi didominasi oleh pendidikan keluarga namun lebih banyak pendidikan dari lingkungan.
5. Kurang Berhati-hati Dalam Berteman
Berteman mungkin hal yang wajar, namun dalam memilih teman kita harus hati-hati. Teman bisa menjerumuskan ke dalam hal-hal yang egarae, sehingga dalam bergaul tidak asal-asalan maka dari itu kita harus memilih teman yang benar-benar baik agar kita tidak terjerumus dalam pergaulan yang cenderung bebas. Parahnya lagi, menurut hasil penelitian, para remaja yang terlanjur mendapat informasi pergaulan / tata cara bergaul yang salah dari media / sumber, cenderung menganggap bahwa teman-teman sebaya mereka juga sudah terbiasa melakukan pergaulan yang bebas / seks bebas. Mereka akhirnya mengadopsi begitu saja norma-norma egara “tak nyata” yang sengaja dibuat oleh sumber yang salah.
6. Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi keluarga yang rendah, itu akan membuat seorang anak tidak mengenyam pendidikan dengan baik. Dan kebanyakan anak akan putus sekolah sehingga anak tersebut akan bergaul dengan para remaja yang senasib. Mereka akan membentuk suatu kelompok yang beranggotakan anak yang putus sekolah. Keadaan ekonomi juga dapat menjadi egara yang cukup mendominasi, karena menurut Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta melaporkan bahwa remaja yang terjerumus ke dalam pergaulan bebas adalah para remaja. Maka adanya penyuluhan / pengetahuan tentang internet sangatlah diperlukan. Namun bahaya pergaulan bebas tidak hanya didapat dari internet tetapi juga egarae dan handphone. Bahkan secara umum, kelompok remaja yang paling banyak mendapat dorongan bergaul secara bebas dari media cenderung melakukan pergaulan yang tidak baik, apalagi usia 14 hingga 16 tahun.
7. Kurangnya Kesadaran Remaja
Perlunya ditanamkan tentang pendidikan pergaulan adalah agar para anak dapat berpikir lebih baik /agar pola egar anak lebih maju. Dan agar remaja dapat menempatkan dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan norma yang berlaku di dalam masyarakat serta dituntut peran orangtua agar memberi pendidikan agama dan memberi pendidikan/ pengetahuan tentang seks/ pergaulan bebas.
8. Adanya Teknologi Informasi (Internet)
Munculnya internet memudahkan kita untuk mengakses berbagai macam jenis budaya. Sehingga dampaknya bisa positif dan egarae. Jadi apabila kita menggunakan internet kita harus selektif.
Rendahnya taraf pendidikan keluarga mungkin juga berpengaruh besar terhadap terjadinya pergaulan bebas. Misalnya masih mengizinkan anaknya berpacaran tanpa mengawasinya, ini akan menyebabkan anaknya akan terjerumus dalam pergaulan bebas.
2. Keadaan Keluarga Yang Tidak Stabil (Broken Home)
Keadaan keluarga sangat berpengaruh terhadap tingkah laku / perkembangan psikis remaja. Apabila keadaan orang tua tidak harmonis maka perkembangan psikis anak akan terganggu dan anak cenderung mencari kesenangan di luar.
Karena anak merasa orang tua tidak memberi kasih egara, sehingga anak mencari pelampiasan dengan cara bergaul secara bebas.
3. Orang Tua yang Kurang Memperhatikan
Orang tua yang tidak memperhatikan anaknya dikarenakan cenderung memikirkan pekerjaannya dan anak kurang mendapat perhatian sehingga anak cenderung bebas dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Oleh karena itu, perlunya perhatian orang tua.
Apabila kita perhatikan kesalahan orang tua adalah tidak memberi pendidikan tentang pergaulan bebas yang memadai di rumah, dan membiarkan anak-anak mereka mendapat pemahaman pergaulan yang salah dari sumber yang salah.
4. Lingkungan Setempat Kurang Baik
Lingkungan setempat manjadi salah satu egara yang mempengaruhi cara bergaul para remaja. Apabila kondisi keluarga sudah baik, akan tetapi lingkungan sekitar tidak mendukung atau tidak kondusif, maka anak tersebut juga dapat terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Apalagi remaja zaman sekarang lebih menyukai bergaul dengan teman yang ada di lingkungan sekitar daripada keluarga. Apabila kita ingat perkembangan cara egar, pola egar, anak zaman sekarang tidak lagi didominasi oleh pendidikan keluarga namun lebih banyak pendidikan dari lingkungan.
5. Kurang Berhati-hati Dalam Berteman
Berteman mungkin hal yang wajar, namun dalam memilih teman kita harus hati-hati. Teman bisa menjerumuskan ke dalam hal-hal yang egarae, sehingga dalam bergaul tidak asal-asalan maka dari itu kita harus memilih teman yang benar-benar baik agar kita tidak terjerumus dalam pergaulan yang cenderung bebas. Parahnya lagi, menurut hasil penelitian, para remaja yang terlanjur mendapat informasi pergaulan / tata cara bergaul yang salah dari media / sumber, cenderung menganggap bahwa teman-teman sebaya mereka juga sudah terbiasa melakukan pergaulan yang bebas / seks bebas. Mereka akhirnya mengadopsi begitu saja norma-norma egara “tak nyata” yang sengaja dibuat oleh sumber yang salah.
6. Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi keluarga yang rendah, itu akan membuat seorang anak tidak mengenyam pendidikan dengan baik. Dan kebanyakan anak akan putus sekolah sehingga anak tersebut akan bergaul dengan para remaja yang senasib. Mereka akan membentuk suatu kelompok yang beranggotakan anak yang putus sekolah. Keadaan ekonomi juga dapat menjadi egara yang cukup mendominasi, karena menurut Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta melaporkan bahwa remaja yang terjerumus ke dalam pergaulan bebas adalah para remaja. Maka adanya penyuluhan / pengetahuan tentang internet sangatlah diperlukan. Namun bahaya pergaulan bebas tidak hanya didapat dari internet tetapi juga egarae dan handphone. Bahkan secara umum, kelompok remaja yang paling banyak mendapat dorongan bergaul secara bebas dari media cenderung melakukan pergaulan yang tidak baik, apalagi usia 14 hingga 16 tahun.
7. Kurangnya Kesadaran Remaja
Perlunya ditanamkan tentang pendidikan pergaulan adalah agar para anak dapat berpikir lebih baik /agar pola egar anak lebih maju. Dan agar remaja dapat menempatkan dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan norma yang berlaku di dalam masyarakat serta dituntut peran orangtua agar memberi pendidikan agama dan memberi pendidikan/ pengetahuan tentang seks/ pergaulan bebas.
8. Adanya Teknologi Informasi (Internet)
Munculnya internet memudahkan kita untuk mengakses berbagai macam jenis budaya. Sehingga dampaknya bisa positif dan egarae. Jadi apabila kita menggunakan internet kita harus selektif.
2.3 Dampak Dari Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas negara sekali dengan
yang namanya “dugem” (dunia gemerlap). Yang sudah menjadi rahasia umum bahwa di
dalamnya marak sekali pemakaian narkoba. Ini negara sekali dengan adanya seks
bebas. Yang akhirnya berujung kepada HIV/AIDS, dan penyakit lainnya. Dan
pastinya setelah terkena virus ini kehidupan remaja akan menjadi sangat timpang
dari segala segi.
2.4 Solusi Untuk Menyelesaikan Masalah Pergaulan Bebas
Kita semua mengetahui peningkatan
keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME, penyaluran minat dan bakat secara
positif merupakan hal-hal yang dapat membuat setiap orang mampu mencapai
kesuksesan hidup nantinya. Tetapi walaupun kata-kata tersebut sering
‘didengungkan’ tetap saja masih banyak remaja yang melakukan hal-hal yang tidak
sepatutnya dilakukan. Selain daripada solusi di atas masih banyak solusi
lainnya. Solusi-solusi tersebut adalah sebagai berikut:
- Memperbaiki cara pandang dengan mencoba bersikap optimis dan hidup dalam “kenyataan”,maksudnya sebaiknya remaja dididik dari kecil agar tidak memiliki angan-angan yang tidaksesuai dengan kemampuannya sehingga apabila remaja mendapatkan kekecewaan merekaakan mampu menanggapinya dengan positif.
- Menjaga keseimbangan pola hidup. Yaitu perlunya remaja belajar disiplin dengan mengelolawaktu, emosi, egara serta pikiran dengan baik dan bermanfaat, misalnya mengatur waktu dalamkegiatan sehari-hari serta mengisi waktu luang dengan kegiatan positif 3. Jujur pada diri sendiri. Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaikuntuk diri masing-masing. Sehingga pergaulan bebas tersebut dapat dihindari. Jadi dengan iniremaja tidak menganiaya emosi dan diri mereka sendiri.
- Jujur pada diri sendiri. Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk diri masing-masing. Sehingga pergaulan bebas tersebut dapat dihindari. Jadi dengan ini remaja tidak menganiaya emosi dan diri mereka sendiri.
- Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik dengan masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang berdampak egarae dapat kita mulai dengan komunikasi yang baik dengan orang-orang di sekeliling kita.
- Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik denganmasyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang berdampak egarae dapat kitamulai dengan komunikasi yang baik dengan orang-orang di sekeliling kita.
- Perlunya remaja berpikir untuk masa depan. Jarangnya remaja memikirkan masa depan. Seandainya tiap remaja mampu menanamkan pertanyaan “Apa yang akan terjadi pada diri saya nanti jika saya lalai dalam menyusun langkah untuk menjadi individu yang lebih baik?” kemudian hal itu diiringi dengan tindakan-tindakan positif untuk kemajuan diri para remaja. Dengan itu maka remaja-remaja akan berpikir panjang untuk melakukan hal-hal menyimpang dan akan berkurangnya jumlah remaja yang terkena HIV & AIDS nantinya.Selain usaha dari diri masing-masing sebenarnya pergaulan bebas dapat dikurangi apabila setiap orang tua dan anggota masyarakat ikut berperan aktif untuk memberikan motivasi positif dan memberikan sarana & prasarana yang dibutuhkan remaja dalam proses keremajaannya sehingga segalanya menjadi bermanfaat dalam kehidupan tiap remaja.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pergaulan bebas adalah salah satu
kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah makhluk negara yang
dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina
melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship).
Pergaulan juga adalah HAM setiap
individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi
dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar
HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma negar,
norma agama, norma budaya, serta norma bermasyarakat. Jadi, kalau secara medis
kalau pergaulan bebas namun teratur atau terbatasi aturan-aturan dan
norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan menimbulkan ekses-ekses seperti
saat ini.
Yang terpenting sebenarnya adalah
bagaimana remaja dapat menempatkan dirinya sebagai remaja yang baik dan benar
sesuai dengan tuntutan agama dan norma yang berlaku di dalam masyarakat serta
dituntut peran serta orangtua dalam memperhatikan tingkah laku dalam kehidupan
sehari-hari anaknya, memberikan pendidikan agama, memberikan pendidikan seks
yang benar. Oleh sebab itu permasalahan ini merupakan tugas seluruh elemen
bangsa tanpa terkecuali.
Usaha untuk pencegahan sudah
semestinya terus dilakukan untuk menyelamatkan generasi muda kita. Agar lebih
bermoral, agar lebih bisa diandalkan untuk kebaikan negara ke depan.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar